Etika Tidak Bermain HP Saat Berbincang

"Menurutku, etika ada untuk memberi batasan sebuah perbuatan layak dilakukan atau tidak, agar kenyamanan tetap mutlak dirasakan kedua belah pihak."

Pernah kesal karena lawan bicaramu terus membuka gawai atau telepon genggamnya saat berbincang? Atau justru kamu sendiri yang sering melakukannya?

Saat ini istilah untuk menggambarkan perilaku tersebut adalah phubbin/phone snubbing. Dari kata phone berarti telepon dan snubbing yakni mengabaikan.

Sebagai makhluk sosial, kita pastiakan berinteraksi dengan orang lain, salah satunya lewat obrolan santai hingga berat. Interaksi sosial saat ini memang tidak hanya secara langsung (tatap muka), tapi juga melalui dunia maya.

Namun, bukan berarti, dua ruang komunikasi tersebut bisa dijalankan bersamaan-beriringan. Berinteraksi langsung sambil berinteraksi di dunia maya malah akan menimbulkan ketidaknyamanan.

Beberapa kali berbincang dengan lawan bicara, saya selalu melihat bagaimana orang menerapkan etika berkomunikasi. Ternyata, sekitar 30% lawan bicara saya membuka telepon genggam saat berbincang. Sisanya, ada yang hanya membukanya setelah selesai berbincang, memberi tahu terlebih dahulu jika harus membuka di tengah perbincangan.

Saya mulai penasaran, apa yang mereka lakukan saat membuka telepon genggam di tengah obrolan? Awalnya saya kira karena hal penting, ternyata…

Setelah sering berbincang, ternyata kebanyakan dari mereka hanya membuka media sosial dan hanya sekedar scrolling beranda instagram maupun tiktok. Jujur, saya sedih dan kesal jika saya sedang bercerita, tiba-tiba lawan bicara saya membuka telepon genggam seolah ada hal penting, ternyata membuka cerita instagram.

Berdasarkan sejumlah jurnal dan artikel yang saya baca, penyebab perilaku phubbing adalah terlalu sering membuka media sosial. Kecanduan telepon genggam dan media sosial membuat seseorang menggunakan gawainya secara tidak terkendali.

Kembali soal etika, menurutku perilaku phubbing adalah perilaku tidak sopan karena menibulkan ketidaknyamanan. Sebab, perilaku tersebut menunjukkan sikap tidak menghargai waktu dan energi lawan bicara.

Meskipun kamu mungkin merasa tidak cocok atau bosan dengan lawan bicaramu, luangkan waktu untuk mendengar. Keputusan untuk tidak bertemu lagi di kemudian hari bisa kamu pilih.

Menurutku, jika memang dalam kondisi tidak bisa berbincang karena melakukan sesuatu, misalnya ada panggilan mendadak dari atasan untuk merevisi pekerjaan, bisa sampaikan dengan baik ke lawan bicaramu untuk jeda berbincang sejenak.

Ingat, masih banyak waktu untuk kamu main telepon genggam-membuka media sosial saat kamu sedang bersantai sendiri. Mulai perbaiki sebelum phubbing mengubah pola sosial kamu dan merenggut teman-rekan-keluarga baikmu.

Itulah unek-unek yang aku rasakan. Semoga bisa menjadi refleksi untuk aku sendiri dan orang yang membaca ini. ❤


𝐿𝑜𝓋𝑒,

𝐵𝒶𝓈𝑒𝒹𝑜𝓃𝒸𝓊𝓇𝓁𝓎

Comments

Popular posts from this blog

Part 1 : Pengalaman Lolos Journalist Development Program (JDP) Batch 21 - MG Network

Pengalaman Septoplasty a.k.a Operasi Septum Deviasi (Tulang Bengkok)

Part 2 : Pengalaman Lolos JDP Batch 21 - MG Network